Bukti Cinta

Pagi ini, dengan ridho Ayah dan Ibu, Alia memohon izin dan restu untuk menikah dengan seorang lelaki pilihan Allah untuk Alia. Bendungan air mata tidak lagi bisaku tahan, gemetar suara untaian kata maaf kepada Ayah dan Ibu, untuk meridhoi pernikahan Alia dan Bayu.

Sebentar lagi, perjanjian agung antara manusia dengan Allah akan digemakan, perjanjian yang disejajarkan dengan Mitsaqon Gholidzo (Perjanjian Agung) antara Allah dengan para Rasul Ulul Azmi, yaitu akad nikah. Dengan kemantapan hati dan mengucap nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, melafazkan janji yang terindah.

Alhamdulillahirrabil’alamiin Allah meridhoi hati kami untuk bersatu dalam bingkai pernikahan, setelah kesabaran dan ikhtiar panjang, berbuah manis pada hari ini 6 Februari 2021. Taaruf yang kami jalani membuat kami saling menjaga, perasaan berdebar saat pertama kali akhirnya kami saling berjabat tangan. Mulai saat ini, ridho dan baktiku perpindah kepada laki-laki ini.

Sujud syukur kami atas rahmat Allah yang telah mengabulkan doa-doa kami, Allah perkenankan ikhtiar kami sampai tibalah hari ini, kami menikah.

Senyum bahagia terpancarkan dari wajah kami, berjalan bersama menuju pelaminan. Menyapa saudara dan kerabat tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan benar-benar terjadi bersamamu.

Sekarang, semua rahasia hati telah terungkap. 6 tahun pertemanan yang dilalui dengan banyak momentum yang sarat makna, yang dulu saling bertanya-tanya tanpa tau jawabannya, yang dulu saling menduga-duga dan berharap dalam diam, saling merindukan dalam doa yang mendekatkan jarak kita. Kini, telah ku temukan semua jawabannya pada dirimu 🙂

“Tidak ada yang lebih hebat daripada kekuatan Doa, dan semua kebaikan tulus yang kamu lakukan.”

Jazakumullah khair to :

  1. Venue : Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru
  2. Muslimah Wedding Dress : Mr By Miarosa @mr_by_miarosa
  3. Make-up Among & Penerima Tamu : Salsabilla MUA @salsaoktariamakeup
  4. Henna : Ka Ara @ara.henna
  5. Photograph & Live Streaming : Hijaz Pictura @hijazpictura
  6. Food Catering : Vessa Catering @vessa.catering
  7. Decoration : Avi Decoration @avidecoration
  8. Dekor Seserahan, Mahar, Ring Bearer, dan Flower Bouquet : @aisyart_official
  9. Wedding Organizer : Teman-teman Paskibraka Jakarta Pusat
  10. MC : @Amir_munawir
  11. Violin by Kak Wisnu
  12. Doa & Nasehat Pernikahan : Ustadz Rio Abu Aida
  13. Tilawah Quran : Kak Maelani & Kak Ayu
  14. Seluruh Keluarga dan Sahabat Alia dan Bayu

Menjadi Orang Lain

Perlu waktu untukku untuk bisa beradaptasi.

Mengamati sekeliling, dan berhati-hati saat bertindak.

Berusaha mengikuti tempo lawan,

namun justru kadang ini yang membuat diri kita tidak menjadi diri kita yang sebenarnya.

Berpacu dengan tempo yang ada, membuat sisi lainnya pudar.

Perlu upaya untuk menjadi pribadi yang hebat.

Hingga waktu yang membalut sekian lama,

terkuak siapa kita sebenarnya.

Mutiara kebaikan yang ditemukan di dalam diri seseorang.

bercampur lumut-lumut yang tak luput dari seorang manusia.

Mampukah kita menerima, mutiara beserta lumutnya? 🙂

For Everything

Perbuatanku tak selamanya baik, dan tak selalu tepat.

Sering kali tersandung batu kerikil dan diterjang angin.

Bahkan selalu Kau mendahului maaf ku sebelum ku memohonnya.

Mungkin memang benar,

Kebaikan yang dilakukan tulus dari dalam hati akan selalu sampai pada yang dituju.

Kemurnian hati akan memenangkan segalanya.

Pelajaran hidup yang tak henti-hentinya mengajarkanku tentang banyak hal.

Dari tawa cerianya anak-anak kecil penjual bunga,

hingga kesabaran yang tak pernah habisnya untuk orang-orang yang melawan egonya.

Maka apa alasan untukku tidak bersyukur?

Untuk setiap inci yang Kau amanahkan untukku.

Sungguh benar,

“Aku sesuai dengan prasangka hambaKu” – HR. Bukhari Muslim

Alhamdulillah,

For Everything..

Cerita Sore

Photo by Sunyu Kim on Pexels.com

Dulu, saat kuliah tingkat 1, saat masih menjadi “kupu-kupu” – (kuliah pulang – kuliah pulang), pulang kampus selalu ditemani matahari sore. Perjalanan ke rumah yang cukup panjang dari kampus, memakan waktu 1 – 2 jam perjalanan menggunakan angkot dan mini bus. Belum ada ojek online kala itu, namun justru disini nilai perjalanan sore jadi lebih berkesan.

Perjalanan dimulai dari pukul 16.00 WIB. Duduk di bangku depan, melalui jalanan Margonda – Lenteng Agung yang lengang membuat sesekali roda mobil berputar lebih cepat. Sering kali dalam perjalanan itu aku menengadah ke langit, langit sore yang bersih dengan awan putih begitu mendamaikan. Angin yang berhembus menerpa wajahku dipadukan dengan hangatnya mentari menemani perjalanan sore. Rimbunnya pepohonan membuat kontras indahnya pemandangan. Semua masalah yang ada di kampus sejenak hilang dibawa sejuknya angin. Ada pula bagian memori yang teringat sembari menatap langit biru. Semakin sore, jalanan semakin memadat. Orang-orang mulai memenuhi jalan raya. Warna langit pun berubah perlahan, menciptakan manisnya awan dengan lukisan langit berwarna pink keunguan. Meneduhkan. Langit senja mulai menyapa, merubah suasana semakin khidmat.

Ada yang berbeda setiap kali menatap langit sore. Seperti energi positif dan kedamaian tersalurkan dalam dirimu.

Selamat sore.

Hilang Akal

Sepi.

Bising, matamu menatap nanar lurus kedepan.

Tatapan kosong.

Mimpi-mimpimu, segala harapan, dan niat baik, membeku sejenak. Angan seketika terlihat jauh.

Suara lengkingan itu,

Tepat didepanmu.

Semakin menjadi-jadi, semakin keras.

Bising.

Hatimu sudah kebal. Kamu tak lagi hujan.

Namun lihatlah, sekarang keadaanmu. Kering.

Berlindung dari angin, agar tak terbang melayang tanpa arah.

Kamu tetap manusia, kamu harus ‘hidup’ selagi hidup.

Keluar sejenak.

Kau ambil kertas putih untuk menulis.

Namun kali ini, tanganmu diam.

Melongo, sekali lagi.

Bising itu, sudah menghantammu berkali-kali. Berkali-kali pula, batu permata itu terlindungi.

Dentuman itu, terngiang dibenakmu.

Jika iman hilang, bisa saja kamu jadi hilang akal.

Seluas samudra.

Beyond the ocean.

Sabarmu harus tak terbatas. Sabar yang tak terbatas. Sabar yang tak terukur.

Boleh ku katakan sesuatu?

Aku minta tolong, untuk sabar.

Sabarmu, bisa menolongku, menolong orang lain untuk tak hilang akal.

Lihat.

Walaupun kamu tak melihat,

Bukan berarti aku tak belajar.

Kering.

Hiduplah,

Kalau kamu butuh hujan,

Cari aku disini, rimba atau samudra.

Hujanlah,

Kembalikan hidupmu.

Walau saat ini,

Tatapanmu masih nanar.

 

Ditulis oleh : Alia Mutia Mayanda

 

Is that the way you smile?

 

5

Ternyata, saat kita berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita, adalah saat kita tidak ingin mengecewakan orang lain.

Setiap dari kita berusaha menjadi yang terbaik untuk orang-orang yang kita sayangi.

Ada energi yang di pancarkan dari sana, dengan energi semacam itulah yang membuat terus berusaha, berkarya, menjadi versi terbaik dari diri kita untuk tidak mengecewakan mereka.

Tidak ada yang perlu ditutupi, kekurangan ada untuk saling melengkapi. Aku percaya, ketika 1 pribadi memiliki potensi digabung dengan potensi dari pribadi lain, akan menjadi 2 potensi yang memiliki kekuatan besar untuk berkarya.

 

Pejuang itu, Ada di Rumahku.

Ini tentang ibuku yang berprofesi sebagai dokter spesialis paru dan bagaimana aku mendengar ceritanya setiap hari.

Setiap hari. Ibuku berurusan dengan pasien.

Terlebih di masa pandemic ini.

Perlu aku ceritakan hal ini agar kamu tau, perjuangan tenaga medis itu benar-benar nyata, dan menggetarkan. Akan aku ceritakan menjadi 2 babak, saat pandemi Covid19 muncul di Indonesia, dan keadaan saat ini, 19 Mei 2020. 

Pertama, saat virus ini masuk ke Indonesia, dan selang beberapa minggu, kepanikan masyarakat di mulai. Orang-orang menjadi seperti “parno” dan takut terkena virus ini. Sedikit terserang demam, batuk-batuk, pilek, dan bersin-bersin langsung ke rumah sakit, khawatir positif covid. Tiba di rumah sakit, betapa luar biasanya pemandangan di lobby rumah sakit itu, kenapa banyak sekali orang di lobby ini? Apakah mereka semua benar-benar sakit dan butuh pertolongan tanggap? Ternyata tidak. Tidak semua dari mereka yang datang buru-buru ke rumah sakit benar2 sakit parah dan butuh pertolongan tanggap. Aku dan ibuku bukan berarti menyepelekan penyakit ringan, bukan, namun kita sedang berhadapan dengan lawan yang sangat cerdas dan tidak terlihat oleh mata, yaitu Covid19, maka mengertilah. Mengertilah bahwa yang seharusnya ke rumah sakit itu adalah orang yang betul-betul butuh pertolongan medis dengan cepat seperti orang yang sudah sesak nafas. Kenapa sesak nafas saya highlight? Karna ini lah yang membuat ibu saya menjadi sangat khawatir kalau ada pasiennya yang sesak nafas, karna sangat kuat dugaannya untuk masuk dalam kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau bahkan positif Covid19. Orang yang sudah sesak nafas ini butuh oksigen untuk bernafas karna di paru-parunya sudah terinfeksi ataupun terisi cairan yang membuatnya sulit bernafas.

Kalau kamu pergi ke rumah sakit, justru kamu hanya meramaikan suasana, masalahnya virus ini suka keramaian, dia akan lebih cepat melompat ke orang yang satu dan yang lainnya. Jadi, kalau gejala penyakitnya masih bisa diatasi sendiri dirumah, please #DirumahAja. 

                                                  Kedua, masih ingat foto yang tulus ini?tagardirumahaja

Nah sekarang,g

Ramai-indonesiaterserah-Tenaga-Medis-Juga-Lelah_big

Cerita kedua. #IndonesiaTerserah adalah bentuk kekecewaan, amarah, dan kesal dari tenaga medis. Kenapa masyarakat Indonesia +62 sulit sekali diatur? Sebelum hashtag ini viral, ibuku pernah cerita ke kami, keluarga dirumah, “Kalau masyarakat sulit diatur, terserah deh mau gimana, gantian coba tenaga medis #DirumahAja, kalian di luar rumah.” Gak lama, ibuku nanya ke kami semua, “Kalau tenaga medis udah capek, gamau ngelayanin lagi gimana? Kalau tenaga medis makin banyak yang tumbang, gimana?” Kami semua hanya bisa diam.

Ibuku, dokter spesialis paru. Covid19 ini mirip dengan gejala Pneumonia, yang mana jelas penyakit paru-paru. Ibuku cerita dan menunjukkan kepadaku banyak poster-poster yang share di whatsApp seperti “Tunda ke dokter THT, tunda ke dokter Gigi, tunda ke dokter Mata, dll. Tapi gaada poster yang tulis Tunda ke dokter Paru. Semuanya dirujuk ke dokter paru.” Kenapa dokter-dokter lain menunda seperti itu? Supaya poliklinik dokter-dokter tsb yang ada di RS tidak penuh dengan gejala-gejala ringan seperti yang sudah aku sampaikan di poin pertama.

2357287840
Contoh posternya kayak gini

Setiap hari ibuku memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap : Faceshield/kacamata Google, masker bedah, sarung tangan, sepatu pelindung, dan baju Hazmat putih full cover. Setiap sehabis pakai, ibuku harus membersihkan APDnya. Setiap pulang kerja, ibuku langsung membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan kami semua. Walaupun ibuku tidak bekerja di RS rujukan covid19, bukan berarti virus itu hanya ada di RS- RS rujukan covid saja kan? waspada dan sikap preventif itu penting, bagian dari ikhtiar. Terlebih, semua rujukan dan panggilan tertuju ke dokter paru.

Setiap hari juga selalu ada cerita baru tentang update covid19 dari berbagai negara yang diceritakan ibu saya ke kami, setiap hari ada ke khawatiran baru karna angka positif covid19 yang terus bertambah di Indonesia. Setiap hari kami selalu mendengar keluhan, cerita, nasehat yang ibu saya sampaikan. Jelas, ibu saya yang paling bawel masalah kesehatan untuk semua keluarganya.

Tenaga medis juga punya keluarga. Ibuku dan timnya berjuang melawan virus ini, membersamai berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik, ingat yang menyembuhkan itu Allah ya, bukan obat, bukan dokter. Ibuku bekerja untuk melindungiku, keluargaku, dia juga bekerja untuk kamu, dan keluargamu, untuk kita semua. Jadi, tolonglah #DirumahAja, jangan membuat keramaian, JAGA JARAK, supaya ibuku dan timnya tidak kelelahan. Mereka juga punya keluarga, you stay at home to help my mother, and her team. Please. 

-Pejuang itu, Ada di Rumahku-

#CeritaCovid19Indonesia

Sincerely,

Alia M.

 

Sesederhana Itu

Mari berfikir sejenak. Kadang hal-hal di dunia ini rumit atas pemikiran khawatir kita sendiri. Coba sederhanakan dan berfikir positif.

Jika kita mau jadi Manager, kita harus menunjukkan ke atasan kalau kita layak menjadi Manager. Menunjukkan bahwa keahlian dan kepribadian kita sudah memenuhi kriteria untuk menjadi seorang Manager, agar atasan kita percaya kalau bisa menjalankan tugas sebagai Manager penuh tanggung jawab.

Hal yang sama terjadi ketika kita memohon sesuatu pada Allah. Kita minta “A” sama Allah, tapi Allah liat dulu apakah kita betul2 udah pantas belum untuk ngedapetin itu? Allah pengen liat dulu seberapa sungguh-sungguh usaha dan tawakkal kita untuk ngedapetin itu. Allah yang tau kapan kita pantas dan layak mendapatkan apa yang kita inginkan.

Sesederhana itu,

tugas kita berdoa dan berusaha menunjukkan ke Allah kalau kita sudah pantas menerima apa yang kita doakan, insyaAllah.

Semoga Allah ridhoi segala ikhtiar dan niat baikmu kawan.

-Alia Mutia Mayanda-

 

Surat Terakhir

Kumbang,

seseorang pernah berpesan kepadaku,

“Lebih baik kamu memilih untuk lebih peka terhadap orang-orang yang hadir di depan matamu, bukan mencari yang tidak hadir”. 

Pernah terlintas difikiran untuk menulis surat ini dengan panjang.

Namun pesan seseorang itu sudah cukup untuk menggantikan seluruh tulisan panjangku.

-Tamat- 

Sabar, satu persatu

Katanya, menulis itu self-healing paling effective.

Menuliskan apa yang dirasakan dan dipikirkan.

Tertuang dalam tulisan.

Katanya, ketika kita membaca buku, kita seolah memasuki jiwa baru, dunia baru, perspektif baru.

Ketika kita menulis, kita sebenarnya sedang mengingatkan diri sendiri tentang suatu hal.

Sabar, satu per satu.

Ga semua jawaban harus sekarang.

Hadapi dengan sabar. Sabar ga melulu tentang menahan amarah.

Hadapi dengan akal. Bukan nafsu.

Ingatlah wahai diri,

dirimu bahkan bukan milikmu sendiri. Lalu bagaimana kamu bisa menghakimi sesuatu yang juga bukan milikmu?

Segala sesuatu itu milik Allah.

Ketika kita “meminjam” sebuah piring dari restoran, kita memperlakukan piring tersebut dengan sangat hati-hati agar tidak pecah,

tidak terjatuh,

tidak rusak,

membawanya dengan perlahan, menggesernya dengan baik.

Begitulah seharusnya kita memperlakukan semua benda dan semua orang di dunia ini dengan baik. Bahwa semua hal adalah pinjaman dari yang Maha Esa.

Tetaplah dekat dengan Allah, karna hanya itu satu satunya jalan agar kita semua saling terhubung.

Berfikir baik, karna Allah sesuai dengan prasangka hambanya.

Dibalik kesulitan, ada kemudahan.

 

#NotetoMySelf

#NotetoMySelf

The little thing called “Gift”

cropped-cropped-10

For everybody that comes into my life,

I’m blessed with all the little things that you do, give, make, own which represent a “Gift” from Allah to me.

Aku bersyukur saat hatimu akhirnya dilunakkan yang entah bagaimana caraNya, disabarkan untuk setiap hal yang mengundang emosi. Sehingga mulutmu tidak setajam pisau, tanganmu tidak melukai oranglain, dan fikiranmu tetap dingin.

Aku bersyukur untuk setiap uluran tangan, dengan tidak ada niatan lain selain untuk membantu.

Aku bersyukur saat kamu tidak meninggalkan sholatmu dan justru menggelembungkan amalan baikmu yang lain.

Aku bersyukur saat kau mengingatkanku ketika aku salah.

Aku senang saat kita bertemu, dan kau nampak sehat dan bahagia. Aku bersyukur untuk itu.

Aku bersyukur disaat kita bertukar cerita,  disaat itu juga kita melukis cerita baru. And I’m pleasant for that.

Aku bersyukur bahwa kita masih 1 gelombang, 1 frekuensi. Semoga tetap seperti ini.

Aku belajar ketika kalian jatuh, sakit, ingin menyerah, tapi kalian tetap yakin akan pertolonganNya. Tetap berusaha. Aku bersyukur untuk bisa melihat pembelajaran itu.

Aku bersyukur menemui pribadi cerdas seperti kalian yang tidak sungkan untuk membagikan ilmu dan pengalamannya kepadaku dan orang lain.

Mungkin kalian pernah salah, tapi aku bersyukur sekali, kalian menyadari kesalahan itu dan memperbaikinya.

Aku bersyukur disaat kita bisa bertemu, yang walau hanya dalam mimpi, dapat menuntaskan rindu, ketika gengsi menerpa untuk hanya bertanya kabar, akibat lamanya rentang waktu tidak berkomunikasi sejak terakhir kali.

Aku bersyukur dapat mencetak satu per satu memoar, hingga teruntai menjadi 1 kisah.

Aku bersyukur dapat menjadi bagian dari cerita hidup kalian. Semoga diri ini selalu menjadi bagian cerita yang baik dari hidup kalian.

Dan aku sangat bersyukur ketika pelan-pelan kamu bisa melihat cahayaNya, yang bukan sekedar melihat tapi juga merasakan.

Karena pada akhirnya, aku ingin suatu hari nanti aku berkata

“Alhamdulillah ala kullihal, You unite us again”

di surgaNya, insyaAllah :’)

 

I'm really blessed that Allah gives you all in my life. 
Complete packaging with your warm heart, kindness, beautiful soul, 
positive vibes, sincere smile, smart thinker, and a great character.

 

Sunshine behind the Rain

Hari ini aku ingin membagi kebahagiaan.

Baru saja aku mendengar kabar bahagia sore tadi.

Pernahkah kamu merasakan disaat kamu sedang terpuruk tetapi hati dan fikiranmu tetap yakin bahwa akan ada kado yang lebih indah dari ini semua?

Pernahkah kamu merasakan kondisi seakan jarimu tertusuk duri saat melihat indahnya mawar?

Pernahkah kamu merasakan seakan kepalamu terbentur keras namun setelah itu kamu bisa berfikir lebih jernih dan melihat segala sesuatu lebih indah dari biasanya?

Pernahkah hatimu merasakan jatuh yang amat dalam sehingga kamu terluka, dan setelah itu kamu tidak peduli lagi dengan apapun yang ada di dunia dan hanya berfokus pada hal2 baik untuk mengejar ridhoNya?

Pernahkah?

Jika pernah, bersyukurlah. Bisa jadi itu tanda bahwa Allah mencintaimu dengan caranya.

Sungguh, musibah yang mendekatkan kita kepada Allah lebih baik daripada nikmat yang menjauhkan kita kepada Allah.

“Innallaha ma’anashobirin” (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)

itu benar.

 

Wrote at 27 February 2017.

Searching an Answer

 

I need an explanation,
but my tongue is barely freezing.
I have tons of questions,
but i can't even say a word.
I think harder than before,

but these puzzle cannot merge into one clear picture.
My mind almost explode.

Sometimes we went crazy for the things we love.
It was all illogical moment.
And then i keep my mouth locked.
I never have a power to ask "how?"
Or simply "hi".

I let my questions fly away,
And surrender with Allah's plan.
Let Allah do this to me.
He knows exactly the best for me.
When i want to know something without keep in touch with a person,
Allah will show me the answer.


You know what is the key for being connected?
You have to be connect to Allah first.
And he have to be connect to Allah too.

Then Allah will connect you both :)
And after all,
I know that
Not every question need to have an answer.

Even sometimes,
You just don't need the answer.
Because it might be the best thing that you 
never heard the answer you don't want to
hear, dear.


Just do the best,
Let Allah do the rest.






Wrote in July 2018.

My Reminder

Singkat saja, beberapa minggu yang lalu aku ditampar dengan kalimat ini.

Saat bertemu teman lama, ditengah-tengah ceritanya dia menyebutkan “Dengan postingan agama-agama yang kamu posting, harusnya itu juga ngaruh ke kamu!” saat itu dia sedang menceritakan temannya yang lain, tapi kata-kata tersebut lewat sekaligus menamparku.

Kau tau teman, apa yang lebih sulit dari hijrah?

Istiqomah.

Thanks Allah, you gave me these people to accompany my hijrah.

WhatsApp Image 2018-12-24 at 7.05.16 PM

 

Wrote in a few weeks ago.